Sunday, May 2, 2010

" Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup "

Oleh : Muhammad Al-Khalaf Tuntutan KeTujuh :


Orang Yang Menjadikan Al-Quran Untuk Penghidupannya

Di antara sebagian orang ada yang menjadikan bacaan dan tajwid Al-Qur’an sebagai sumber mata pencaharian, kadang mereka membacakan Al-Qur’an terhadap orang mati, kadang pula di dalam berbagai pertemuan atau pesta, dan kadang di dalam peringatan maulid nabi yang tidak diajarkan oleh Allah.

Diriwayatkan dari Abu Sa`id Al-Khudri, bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:

تَعَلَّمُوا اْلقُرْآنَ وَسَلُوا اللهَ بِهِ الجَنَّةَ ، قَبْلَ أَنْ يَتَعَلَّمَهُ قَوْمٌ يَسْأَلُوا بِهِ الدُّنْيَا ، فَإِنَّ اْلقُرْآنَ يَتَعَلَّمُهُ ثَلَاثَةٌ: رَجُلٌ يُبَاهِي بِهِ ، وَرَجُلٌ يَسْتَأْكِلُ بِهِ ، وَرَجُلٌ يَقْرَأُهُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ .

“Pelajarilah Al-Qur’an dan mintalah kamu surga kepada Allah dengannya sebelum ia dipelajari oleh suatu kaum untuk memperoleh harta benda (dunia). Sesungguhnya Al-Qur’an itu akan dipe-lajari oleh tiga macam manusia, yaitu: orang yang akan berbangga diri dengannya, orang yang men-cari makan dengannya dan orang yang mem-bacanya karena Allah I.[1]

Dari Abu Hurairah t diriwayatkan, ia berkata : Rasulullah r telah bersabda:

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا ، لَمْ يَجِدْ عَرَفَ اْلجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ سُرَيْجُ فِي حَدِيثِهِ : يَعْنِي رِيْحَهَا (رواه أحمد وغيره )

“Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu dari ilmu yang seharusnya karena Allah semata, ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan sebagian dari harta dunia, niscaya ia tidak akan mencium bau surga di hari Kiamat kelak. (HR. Imam Ahmad dan lain-lain).

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk dari golongan orang-orang yang selalu membaca kitab suci-Nya dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya semata-mata karena mengharapkan keridha-an-Nya, dan mengaruniai kita kezuhudan di dunia dan kecintaan akan kehidupan akhirat, dan melapangkan dada kita untuk membaca Kitab suci-Nya dan menghayati ayat-ayatnya, mengamalkan hukum-hukumnya dan beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabih, dan menetapkan pendirian kita pada yang demikian hingga kita menjumpai-Nya; dan akhir seruan kita adalah segala puji bagi Allah Rabb semesta alam; dan shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.

Bahan bacaan / referensi :

Kitab Ar-Ruh, karya Ibnul Qayyim.

Haluna ma`Al-Qur’an Al-Karim, karya Al-Aliy.

Kitab Al-Fawa’id, karya Ibnul Qayyim.

Pengantar Ushul At-Tafsir, karya Dr. Abdullah Ath-Thayyar.

Hilyatul Auliya.

Miftahu Daris Sa`adah, karya Ibnul Qayyim.

Tafsir Al-Qurthubi.

Tafsir Ibnu Katsir.

Madarijus Salikin, karya Ibnul Qayyim.

Ash-Shawa`iq Al-Mursalah, karya Ibnul Qayyim.

[1] Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu`abul Iman dan dinilai shahih oleh Al-Albani di dalam Silsilahnya, jilid 1, hadits no. 258

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar