Sunday, May 30, 2010

Yahudi dan Ramalan Rosulullah

Hidayatullah.com, Senin, 14 April 2003

Bila mengingatkan kata Yahudi, orang sering menyamakan stigma omong kosong seperti stigma "PKI" oleh pejabat Orde Baru. Peristiwa di Palestina, agresi di Iraq, dan mungkin, akan menunggu giliran lagi beberapa negeri muslim lainnya, adalah fakta nyatanya. Ramalan Rosulullah di bawah ini patut anda renungkan kembali

Oleh Sholeh Hasyim*


"Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata : Hai muslim ! Hai hamba Allah ! Ini Yahudi dibelakangku, kemarilah aku, bunuhlah dia ! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohon orang Yahudi." (HR. Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)



Fenomena pertentangan antara ummat Islam dan Yahudi di Palestina semakin meningkat. Berbagai tindakan kekerasan terhadap ummat Islam tak kunjung berakhir, sekalipun bangsa-bangsa di dunia telah mengutuknya.




Pengakuan Yahudi atas Yerusalem, ternyata menimbulkan kesalahpahaman ummat Islam dalam menyikapi Yahudi, dengan membandingan Yahudi jaman dahulu dan sekarang. Mereka menyamakan Yahudi dahulu yang beriman kepada Musa `Alaihis salaam (as) dengan Yahudi sekarang. Penyamaan sikap ini berakibat buruk baik dalam aspek aqidah maupun amal.



Ada beberapa hal penting seperti dijelaskan dalam syariat dan sejarah; pertama, sesungguhnya Bani Israil yang mengimani ajaran Musa As berbeda dengan Yahudi sekarang. Yahudi dahulu terdiri dari kaum Muslim, dan Mukmin. Sedangkan sekarang terdiri dari kaum kafir, musyrik, dan penentang ajaran Musa yang telah keluar dari syariatnya. Bani Israil adalah keturunan Ya'qub Alaihissalam.




Ibrahim pernah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. Ibrahim berkata:
"Hai anak-ankakku, Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (al-Baqarah: 132). Yusuf as juga menegaskan hal yang sama,"Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah." (Yusuf : 38)
Ini sama dengan pesan Allah tentang orang-orang Yahudi yang mengimani ajaran Musa As. "Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami (QS. Sajdah : 24) Ayat lain mengatakan, "Dan sungguh telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (kami) atas bangsa-bangsa." (ad-Dukhan: 32)



Adapun orang-orang Yahudi yang keluar dari ajaran Musa, secara otomatis mereka telah jatuh pada kemusyrikan. Mereka yang musyrik itu seperti disebut dalam ayat-ayat berikut ini
: Orang-orang Yahudi berkata, tangan Allah terbelenggu, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang mereka katakan itu (al-Maidah: 64), mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah (at-Taubah: 31). Orang-orang Yahudi berkata : Uzair itu putera Allah (at-Taubah: 30).



Jadi, Yahudi sekarang tidak ada kaitannya dengan Yahudi yang beriman kepada Musa As. Adapun klaim mereka terhadap bumi Palestina, itu merupakan pengembangan dari kekufuran mereka terhadap Musa As. dan nabi-nabi sesudahnya. Mereka telah keluar dari tauhid dan syariat Musa As.




Kedua : Kebanyakan Yahudi sekarang bukan berasal dari Bani Israil. Orang-orang Yahudi yang merampas wilayah Palestina sekarang, bukan berasal dari keturunan yang dulu pernah bersama-sama hidup dengan Musa as. Sekarang, Yahudi keturunan Israil, yang dikenal dengan sebutan Safaradim, tidak lebih dari 20% jumlahnya di dunia. Komunitas inipun percampuran dari berbagai etnis lain karena pernikahan dll. Sebagian kecil dari jumlah di atas, bukanlah asli keturunan Bani Israil. Adapun mayoritas kaum Yahudi di dunia yang mencapai 80%, itu berasal dari Eropa, dan berbagai negara di dunia. Mereka dikenal dengan sebutan al-Asykanazim, dimana mereka memasuki ajaran Yahudi yang sarat dengan paganisme.




Bukti sejarah di atas menjadi jelas bahwa kaum Yahudi sekarang adalah penjajah. Mereka tidak berhak atas kepemilikan bumi Palestina, karena telah keluar dari ajaran Musa As yang benar dan mengubah-ubah kitab Taurat. Palestina adalah bumi kaum muslimin, tidak berhak bagi bangsa lain untuk memilikinya. Sesungguhnya, Palestina bukanlah milik Bani Israil, tetapi milik kaum Jabbariyin yang hidup sebelum Bani Israil. Allah mengizinkan kepada Bani Israil untuk memasuki wilayah Palestina, jika mereka masih komitmen terhadap ajaran yang benar. Jika tidak, secara otomatis izin tinggal dari Allah di Baitul Makdis telah dicabut.




Ketiga: Sesungguhnya sifat dasar Yahudi yang diabadikan dalam al-Quran dari masa ke masa adalah pengkhianat, penakut, provokator, pemicu permusuhan, penipu, sombong dll. Sikap itu terlihat ketika mereka menyakiti Musa as. dan keluar dari ajaran Taurat. Itulah sikap dasar yang tertanam secara turun temurun. Sehingga sifat-sifat tercela mereka sebagai bagian dari agama mereka yang selalu rentan dengan perubahan. Mereka tanamkan ajaran berbahaya itu kepada anak cucu mereka dan kepada orang yang masuk agama mereka. Hanya sebagian kecil saja dari mereka yang masih memiliki komitmen terhadap Musa As ( al-Maidah: 59dan 62). Di antara mereka ada golongan pertengahan (al-Maidah: 66).




Kehancuran Yahudi



Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk merancang masa depan, sekalipun masa depan itu sesuatu yang ghaib. Dan yang bisa mengetahui hal-hal ghaib, hanyalah Allah. (QS. an-Naml: 65). Tetapi Allah mempunyai sunnatullah yang berlaku pada diri manusia. Ungkapan hadits di atas menjelaskan, peperangan yang akan terjadi bukanlah peperangan lokal antara orang Yahudi dan Muslim Palestina. Tetapi awal peperangan terhadap Yahudi yang sekarang mendominasi dunia. Apabila terjadi pertarungan global dan ummat Islam memperoleh kemenangan sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah saw, maka akan mengubah sejarah para penguasa Yahudi di dunia. Bila terjadi kekalahan, maka tidak ada lagi satu kekuasaanpun yang tertinggal untuk orang Yahudi di dunia. Ketika itu kepemimpinan dunia akan berubah dengan konsep lain yang sesuai dengan fitrah manusia.



Jahiliyah modern sudah lama menyimpan berbagai penyakit karena mengingkari Allah dan akhirat. Dimana-mana terjadi penganiayaan, permusuhan, dekadensi moral, peperangan yang menghancurkan. Berbagai isme yang lain telah gagal dalam mengantarkan manusia modern menuju pintu gerbang kebahagiaan. Kini, manusia telah dijangkiti penyakit jiwa yang sangat akut. Mereka kehilangan harapan, kecewa, selalu dibayangi ketakutan dll. Mereka menunggu terwujudnya pandangan hidup yang bisa mencerdaskan akal, mencerahkan hati dan memperbaiki akhlaq mereka.


Akan terjadi
Nubuwwah padamu sesuai dengan kehendak Allah. Lalu Allah akan mengangkat (melenyapkan-Nya) jika Dia menghendakinya. Setelah itu, akan muncul khilafah yang sesuai dengan manhaj nubuwah. Maka sesuai dengan kehendak Allah, ia akan berada, lalu Allah akan melenyapkan jika Ia menghendaki. Kemudian akan datang raja yang zhalim. Maka iapun akan bercokol sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian akan ada raja yang tirani, maka iapun muncul sesuai dengan kehendak Allah, kemudian ia lenyap, jika Allah menghendaki. Baru setelah itu akan timbul kembali khilafah di atas manhaj nubuwah (HR. Ahmad dari Hdzaifah al-Yaman).


Berbeda dengan sebagian orang Muslim, orang-orang Yahudi yakin dengan prediksi Rasulullah itu. Sampai hari ini, mereka memperbanyak menanam pohon
ghorqod di kebun-kebun mereka. Mereka mengambil pengalaman dari berbagai peperangan dengan kaum muslimin pada masa Rasulullah ataupun masa intifadhah akhir-akhir ini. Pengalaman itu membuat Yahudi berusaha menghadang lajunya gerakan Islam di dunia. Harap tahu saja, simbol Yahudi internasional yang berbentuk seperti garpu, itu sesungguhnya simbol pohon ghorqod.


Yang menjadi catatan, apakah peperangan di bumi Baitul Maqdis merupakan cikal bakal peperangan global Yahudi melawan Islam? Apalagi Yahudi dari berbagai belahan dunia telah berkumpul di satu tempat, sehingga mudah dihancurkan. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui kapan terjadinya peperangan yang menentukan nasib terakhir kaum Yahudi itu.



Yang terpenting bagi ummat Islam sekarang adalah melakukan i'dad dan berjihad melawan Yahudi. Nash syariah dan bukti sejarah menunjukkan, perang melawan kekufuran akan senantiasa berlanjut. (QS. al-Baqarah 120 dan 109, Ali-Imran: 118). Sehingga Allah akan menolong ummat Islam, bila mereka memenuhi persyaratan untuk ditolong. Kita hanya bisa berdoa dan bekerja keras dalam menegakkan syariat di bumi. Keputusan terakhir kita serahkan kepada Allah. `Alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib.• (Penulis, kontributor Suara Hidayatullah, Kudus, Jawa Tengah)



Diambil dari Majalah Suara Hidayatullah, Edisi Khusus Milad Ke-14 Mei 2002

Saturday, May 22, 2010

Rasulullah Sebagai Hakim

Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya (berhakim kepada selain Nabi saw) datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad saw) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. An Nisa 64-65)

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya : “ Allah Ta’ala bersumpah dengan ZatNya Yang Suci bahwa tidak seorangpun dikatakan beriman hingga dia berhakim kepada Rasulullah saw dalam segala persoalan. Apa saja yang diputuskannya, maka itulah kebenaran yang wajib diikuti secara lahir maupun batin. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman “kemudian dalam diri mereka tidak ada keberatan terhadap apa yang telah kamu putuskan dan mereka menerima sepenuhnya. Maksudnya, jika mereka berhakim kepadamu sedang batiniyahnyapun menaatuimu, maka dalam dirinya tidak ada keberayan terhadap apa yang telah kamu purtuskan, mereka tunduk kepadanya secara lahir dan batin, menerima sepenuhnya dan seluruhnya tanpa reserve, Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits :

“ Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, tidaklah dikatakan beriman salah seorang diantara kamu, hingga hawa nafsunya sesuai dengan apa yang aku bawa.”

Al Hafidz Abu Ishak Ibrahim bin Abdurrohman meriwayatkan dari Ad Damirah, dia berkata : “ Ada dua orang yang mengajukan persengketaan kepada Nabi saw : Beliau memenangkan yang benar dan mengalahkan yang batil. Orang yang dikalahkan menyatakan ketidakrelaanya, Tenmannya berkata, ‘Apa yang kamu inginkan?’ Dia menjawab, ‘Kita ingin menemui Abu Bakar Ash Shiddiq’. Maka keduanyapun berangkat menemuinya. Orang yang menang berkata : ‘Sesungguhnya kami berdua mengadukan persengketaan persengketaan kami kepada Nabi saw dan beliau memenangkan perkaraku.’ Maka Abu Bakar berkata, ‘kalian tetap dalam keputusan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw. Namun temannya tetap menolak keputusan dan berkata, ‘Ayo kita menemui Umar saja’. Orang yang menang perkara berkata (kepada Umar bin Khottob), ‘Sesungguhnya kami berdua mengadukan persengketaan kami kepada Nabi saw, dan Beliau memenangkan perkaraku, tetapi dia tidak menerimanya. Kemudian Umar bin Khottob menyakan kepda orang yang menolak keputusan, dan dia berkata, ‘Begitukah ?’ Kemudian Umar masuk kerumah dan sebentar kemudian dia keluar sambil membawa pedang yang terhunus . Lalu dia memenggal leher orang yang menolak keputusan hingga tewas. Maka Allah Ta’ala menurunkan surat An Nisa ayat 65.


Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka (orang-orang kafir). Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS. Al Maidah : 49-50)

(Umar Abdullah)

Saturday, May 8, 2010

SINAPS APRIL 2010

Headline

Assalam Bicara Feminisme

Ibu kita Kartini, putri sejati…”, lho! Kok nyanyi? Ya, itulah penggalan lagu Nasional yang didedikasikan untuk Ibu Kartini. Tentu kita tau bahwa beliau memang bukan tokoh wanita biasa. Pemerintah Republik Indonesia saja menetapkan tangal 21 April sebagai hari Kartini. Beliau merupakan tokoh wanita yang banyak sekali pendukungnya, khususnya dari kalangan wanita. Beliau memang wanita yang hidup di lingkungan bangsawan (keraton) namun seperti yang kita tahu beliau memperjuangkan apa yang namanya emansipasi wanita yang belakangan ini lebih sering disebut dengan istilah feminisme.

Hari kartini menjadi momen bagi para kebanyakan wanita di Indonesia khususnya para pejuang feminisme untuk menyuarakan lagi atau mungkin menuntut lagi kesamaan hak (baca kesetaraan gender) antara laki-laki dan wanita. Namun, agenda feminisme kontemporer lebih banyak bicara tentang persamaan hak dalam bekerja dan hak reproduksi (mengandung, melahirkan, mengasuh anak dll).

Perdebatan (baca: pro dan kontra) mengenai feminisme memang sudah berlangsung cukup lama mengingat perjuangan feminism ini muncul secara terang-terangan sekitar abad 181 di Eropa. Awalnya gerakan ini hadir karena para wanita merasa tidak mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki dalam pendidikan dan pekerjaan. Saat itu gerakan ini memang sangat dibutuhkan oleh kaum wanita di Eropa karena mereka mendapat tekanan yang luar bisa. Tekanan ini juga datang dari pihak-pihak pemuka agama yang tentunya agama selain Islam dan juga dari pihak-pihak kaum sekuler (memisahkan agama dan kehidupan). Ups! Apa iya? Ya, dalam pandangan agama Hindu wanita dianggap sebagai angin yang jahat, maut, dan ular berbisa. Yahudi pun tidak memberi tempat terhormat bagi wanita. Dalam pandangan Yahudi wanita tidak mempunyai hak kepemilikan, hak waris, dan merupakan makhluk yang terkutuk. Lalu, kalau dalam Kristen, disini pendeta Paus Tertulianus berkata, “Wanita merupakan pintu gerbang syeitan, masuk kedalam diri laki-laki dan merusak tatanan ilahi dan mengotori wajah Tuhan yang ada pada laki-laki.” Sedangkan Paus Sustam mengatakan, “Wanita secara otomatis membawa kejahatan, malapetaka yang mempunyai daya tarik, …”Jika kita renungkan apa yang mereka katakana sungguh tidak pantas, seakan-akan mereka tidak pernah lahir dari rahim wanita. Aneh bukan?!

Berbeda cerita ketika Islam berbicara tentang Islam.

"Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.” [QS. Al Mukmin : 40]"

Dari ayat tersebut jelas bahwa di hadapan Allah keduanya memiliki hak yang sama. Jika melakukan kemaksiatan keduanya menerima hukuman sedangkan ketika melakukan kebaikan keduanya pun berhak atas pahala yang sama. Tuh kan!J Bahkan dalam Al Quran perempuan diistimewakan dengan adanya surat An Nisaa’. Masih kurang J? Dalam hadits Rasulullah mengatakan,

Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah.”[HR. Muslim].

Ketika Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad itu tiba, ia mampu mengembalikan masa represif yang ada pada zaman jahiliyah, dimana kondisinya tidah jauh beda dengan abad 18 tersebut. Jika diluar Islam wanita tidak berhak mendapat warisan, dalam Islam Wanita berhak. Islam juga menegaskan pelarangan nikah tanpa jaminan hukum bagi perempuan dan mengeluarkan aturan yang mengangkat derajat wanita kala itu.

Dalam Islam wanita dan laki-laki memiliki porsi masing-masing. Jika kita melihat hal yang selama ini dipermasalahkan adalah masalah hak bekerja dan hak reproduksi (mengandung, melahirkan, mengasuh anak dll), dua hal itu akan di bahas di sesi selanjutnya J. So, baca sampai selesai!

Petugas Medis, Islam, dan Feminisme

Pada suatu Kajian Sore ada seorang mahasiswi bertanya pada ustadz yang bertugas menjadi pemateri saat itu. Kata si mahasiswi itu, “Pak ustadz, boleh nggak sih wanita bekerja?” Jawab ustadz, “Wanita bekerja, why not?” sambil tersenyum. Kemudian sang ustadz balik Tanya kepada mahasiswi tadi. Tanya si Ustadz, “Boleh tidak laki-laki normal melahirkan?” “Waduh, gimana njawabnya???”, ucap si mahasiswi tadi dalam hati. Sang ustadz pun tersenyum lalu melanjutkan penjelasannya.

Nyonya Jane Martan Seasih, Duta Besar Gresia untuk PBB mengatakan, “Melahirkan adalah fungsi utama seorang wanita, wanitalah yang menangani pendidikan anak-anaknya.”2 Memang sudah fitrahnya wanita memiliki empat (4) keistimewaan yang tidak dimiliki laki-laki. Yaitu haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Keempat sikap ini mempengaruhi sifat dan tingkah laku wanita dalam kehidupannya. Fungsi ini sampai kapan pun tak akan pernah tergantikan oleh laki-laki. Namun, fakta saat ini ada tugas laki-laki yang digantikan oleh wanita, yaitu mencari nafkah.

Dalam syariat Islam wanita tidak dibebani (baca:diwajibkan) mencari nafkah, baik itu untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Lalu siapa yang menjamin nafkah bagi hidupnya? Hmm.. bukankah masalah rizqi itu bagian Allah J dan Allah telah mengaturnya pula dalam syariatNya yang indah. Jawabnya adalah ayahnya jika ia belum berkeluarga, suaminya jika ia sudah berkeluarga, saudara laki-laki dan pamannya jika ayah dan suaminya tidak ada. Disinilah kesempatan bagi wanita untuk melaksanakan tugasnya untuk mendidik anak-anaknya, mengurus suaminya, sehingga dapat dilindungi dari pelecehan dan penistaan. Akan tetapi, bekerjanya seorang wanita untuk membantu meringankan beban bukanlah suatu yang haram. Menjadi dokter, radiolog, atau fisioterapis misalnya. Semua itu dibolehkan. Namun, pada dasarnya Islam mengarahkan wanita untuk melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak agar nantinya mampu menjadi penerus risalah yang dibawa oleh Rasululloh Muhammad.

Adapun pekerjaan yang si Wanita lakukan hendaknya memenuhi syarat-syarat berikut, pekerjaan yang dilakukan benar-benar membutuhkan penanganan yang sesuai dengan fitrah wanita, misal menjadi dokter kandungan, bidan, ataupun perawat. Dalam pelaksanaannya tidak bercampur baur dengan laki-laki. Jam kerjanya tidak sampai melalaikannya melaksanakan tugas pokoknya tadi, dan juga mendapat izin ayah, suami, atau saudara laki-laki yang bertanggung jawab atas wanita itu.

Dengan memperhatikan batasan-batasan tersebut, wanita tetap dapat menjaga jati dirinya sebagai seorang hamba Allah yang Sholihah. Ia tidak melanggar syariat dan fitrah yang melekat padanya. Ia akan tetap mampu menjaga harkat dan martabat diri dan keluarganya, sehingga kemampuan dan imu yang ada pada dirinya dapat bermanfaat untuk orang lainJ, ia pun dapat membantu meringankan beban keluarga tanpa harus mengambil risiko yang diluar batasJ.

Demikian diperhatikannya seorang wanita di mata Islam sehingga syariat lain yang melekat padanya yaitu menutup aurat, itu semua adalah karena Allah ingin melindunginya dari pandangan yang jahat padanya dan tentunya agar wanita muslimah mudah dikenal karena menutup aurat itu ciri seorang wanita shalihah.

Jadi Islam memadang wanita justru sangat tinggi, dan wanita yang bisa menjaga 4 keistimewaannya sembari bekerja, itu lebih sip dari wanita yang hanya karir saja tapi keluarganya haus akan kasih sayang ibu. Siap jadi Wanita Luar Biasa?”

Sebuah pertanyaan yang sampai saat ini mungkin masih menjadi tanya besar bagi kita adalah benarkah Kartini memperjuangkan Feminisme? Nantikan Pembahasan Ini di Edisi Selanjutnya! Wallohua’lam. J[rch.pd08]


...Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan...” [QS. Ali Imran : 195]

...Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga...” [QS. An Nisa’ : 124]

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” [QS. Al Ahdzab : 35]

---Tulisan ini tidak disusun dengan sempurna, maka bacalah hingga akhir---


1. http://wapedia.mobi/id/Feminisme

Sumber: Wanita : Antara Idealisme, Emansipasi, dan Karir


Kedokteran Islam


Islam mempunyai suatu tata kehidupan dalam menjaga kesehatan dan Islam telah ribuan tahun yang lalu mengajarkan lewat Nabi Muhammad S.A.W yaitu lewat kebiasaan nabi dalam menjaga mengatur hidup sehat , Kencing manis telah menghantui miliaran orang sejak lama, mereka tidak mengetahui apa kencing manis itu atau diabetes. Kencing manis banyak dibicarakan lewat media massa secara gencar , promosi obat – obat untuk kencing manis telah banyak menjanjikan tetapi tidak nyata malah banyak kecewa.Kencing manis yaitu kurangnya/tidak adanya produksi Insulin dari tubuh untuk mengolah glukosa/gula istilah awam dalam tubuh agar menjadi energi yang dapat menunjang kekuatan tubuh.Berkurangnya Insulin dan bertumpuknya glukosa dalam tubuh menyebabkan pengaruh yang kuat terhadap tubuh dikarenakan gula terlalu menumpuk dalam tubuh dan akhirnya mempengaruhi kerja tubuh dan sering menimbulkan luka dibawah kaki karena pembuluh darah dikaki menyebabkan gaya gravitasi yaitu gula turun kepaling bawah dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah tersebut tertumpuk oleh gula tadi dan akhirnya menjadi mati dan kalau dilihat hitam dan dibiarkan menjadi busuk.

Nabi Muhammad telah mengisyaratkan hal tersebut bakal banyak terjadi dikarenakan faktor pola makan yang tidak karuan pada zaman sekarang, mereka terlalu lupa kontrol dalam menjaga pola makannya. Nabi mengatakan perut adalah sarang penyakit , dimana mereka yang terlalu lupa akan menjaga perutnya maka akan timbul banyak penyakit . Cara makan yang sopan tidak serakah telah diajarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W dimana makanlah dengan tangan kanan dan kalau bisa makanlah dengan tiga jari.Mana mungkin makan dengan tiga jari kata orang, pastilah tidak puas dalam makannya, tetapi makan tiga jari dan mengunyah lebih lama kalau kita telaah secara ilmiah adalah sebagai berikut : Tiga jari untuk makan dalam melihatnya sangatlah sopan, pertama : tidak kelihatan serakah , kedua : makan dapat dibatasi dikarenakan dengan tiga jari akan lama dan otomatis kita makan akan secukupnya agar menghemat waktu, ketiga : makan dengan tiga jari jika kita lihat secara kedokteran rongga mulut agar mengeluarkan air liur yang sempurna agar makanan yang masuk kelambung dapat diolah dengan lebih mudah oleh asam lambung karena makanan telah lembut oleh kunyahan yang lama dan telah terselimuti oleh saliva atau air liur yang dimana makanan dapat jalan melewati oesophagus dengan lembut dan tidak berlebihan karena ukuran tiga jari sama dengan ukuran lubang oesophagus jika dilihat ,maka makanan jika masuk kelambung tidak akan memaksa dan tidak akan menyebabkan maag dikarenakan klep lambung tidak terlalu memaksa membuka untuk makanan dan juga makanan jika masuk kelambung akan tercerna oleh asam lambung lebih sempurna. Juga kita makan jangan setiap waktu , tapi tunggulah jika sudah lapar dan berhentilah sebelum kenyang dimana itu tadi akan merangsang pusat lapar dan pusat kenyang agar bekerja maksimal dalam memberitahukan waktunya anda lapar dan waktunya anda kenyang , jika kita makan seenaknya waktu ,dan makan sampai kenyang , maka pusat kenyang akan kacau dan kita akan merasa lapar padahal baru makan dan rasa kenyang akan hilang lebih cepat sehingga menyebabkan kerja tubuh terganggu dimana sari makanan yang belum terproses sempurna untuk dipakai tubuh bertabrakan dengan makanan baru sehingga akan menumpuk dalam bentuk lemak, cholesterol.

Jadi cara untuk mengobati kencing manis

· Jaga pola makan anda , makan diwaktu sangat lapar dan berhenti diwaktu sebelum kenyang.

· Makanlah dengan tiga jari dan makan secukupnya

· Jangan minum setelah makan paling tidak 1 jam , jika cegu’ken cukup sedikit air , karena biar lambung tidak bingung mengolah makanan karena air yang datang, jadi asam lambung akan keluar lebih banyak dan akan menimbulkan maag

· Berjalanlah setelah makan , yaitu 10 menit setelah makan dengan jalan kaki 15 menit atau 1/2 jam.

· Berpuasalah senin dan kamis agar melatih tubuh dan melatih insulin agar bekerja lagi

· Jangan makan terlalu sering yang mengandung kalori tinggi sekali

· Minumlah minyak zaitun untuk menjaga pembuluh darah agar sehat

· Hindari gula, buah terlalu banyak dan perbanyak sayur mayor

· Hindari penyedap makanan seperti masako , miwon , royco , sasa dan lain-lainya

· Minumlah madu asli karena madu asli dapat membantu insulin keluar

· Perbanyaklah ibadah sholat sunnah dan sholat malam

· Minumlah obat nabi seperti Nigella Sativa /Habbatus Sauda’ secara teratur karena kandungan yang sangat lengkap untuk menjaga sistem tubuh dan dapat membantu keluarnya insulin dan menurunkan kadar gula dalam tubuh.

· Berbekamlah karena bekam atau hijamah atau canduk setipa 3 bulan sekali yaitu mengeluarkan darah kotor dapat membuat badan sehat dan jauh dari penyakit dan juga disunnahkan.Berbekamlah kepada yang ahli dan mengerti kesterilan alat.

http://web.kedokteranislam.com/?cat=94


Sinaps April-Kisah Teladan Islam


Saiyyidina Bilal (berkulit hitam) adalah di antara 7 orang yang pertama mendzahirkan (menampakkan) keIslaman secara terangan meskipun diancam oleh kafir musyrik. Apabila mengetahui budaknya, Bilal telah memeluk Islam, tuannya telah menyiksa Bilal dengan memakaikan baju besi dan kemudian dijemur di padang pasir yang sangat panas. Ketika ditanya tentang pegangan agamanya, Bilal tetap mengatakan 'Ahad! Ahad!' (Allah Yang Esa, Yang Esa).

Bilal kemudian diseret hingga ke lereng-lereng gunung tetapi Bilal tetap memperkatakan 'Ahad! Ahad!'. Imannya tidak bergoncang sedikitpun. Melihatkan tidak ada perubahan berlaku dalam diri Bilal, mereka kemudian meningkatkan siksaan dengan meletakkan batu besar di atas badannya yang terjemur di tengah kepanasan matahari. Namun tiada ucapan lain yang keluar dari mulut Bilal kecuali 'Ahad! Ahad!' Bilal rela mati daripada menukar pegangan agamanya yang Haq kepada yang bathil (Berhala-berhala di masa Jahiliyah).

Lalu Saiyidina Abu Bakar diberitahu tentang siksa yang dialami oleh Bilal, Abu Bakar terus berjumpa Umaiyah yang sedang menyiksa Bilal dan kemudian meminta Bilal dibebaskan. Sebagai ganti Abu Bakar menyerahkan seorang hamba hitam yang lebih kuat sebagai tebusan. Sebaik saja ditebus, Saiyidina Abu Bakar pun membebaskan Bilal dari perhambaan.

Moral & Iktibar

· Iman yang kental dan pegangan aqidah yang kukuh tidak dapat digugat sekalipun disiksa dengan berbagai siksaan.

· Kemanisan iman tidak ada bandingannya di dunia dan akhirat.

· Allah tidak melihat kecantikan fisik seseorang tetapi yang paling utama ialah kecantikan hati.

· Allah meningkatkan derajat keimanan seseorang, dengan memberi ujian dan cobaan.

· Selagi tidak diuji dengan kesusahan, tahap keimanan belum dapat dipastikan kebenarannya.

· Bertambah kuat iman seseorang, bertambah hebat ujian yang Allah kenakan ke atasnya.

· Ujian dan bala yang dikenakan ke atas seseorang bukan bererti Allah membencinya, sebaliknya ia adalah satu rahmat untuk meninggikan derajatnya di sisi Allah.

· Bala sebenarnya bukan 'bala' tetapi adalah satu nikmat yang patut disyukuri.

· Kekayaan dan kesenangan hidup belum tentu menjadi satu nikmat, bahkan ia satu cobaan untuk menguji sama ada kita mensyukuri Allah atau sebaliknya.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al Ankabuut : 2)


Tafsir Ibnu Katsir

QS. Al Qashash : 68-70

Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Nya)[68]. Dan Rabbmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.[69]. Dan Dialah Allah, idak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagia-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan

Allah ta’ala berfirman bahwa Dia-lah yang Maha Esa dalam mencipta dan memilih, serta dalam hal itu, Dia tidak memiliki penentang dan pembangkang. Allah ta’ala berfirman, ” Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya,” yaitu apa yang dikehendaki-Nya. Maka apa saja yang dikehendaki-Nya, pasti ada dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, pasti tidak ada. Seluruh urusan, baik dan buruknya berada di tangan-Nya dan tempat kembali semua itu adalah kepada-Nya.

Frman-Nya:”Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka,” ini adalah peniadaan –menurut dua pendapat yang shahih,- seperti Firman Allah Ta’ala: ”Dan tidak patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (lain) tentang urusan mereka.”[QS. Al-Ahdzaab:36]. ” Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan,” yaitu berupa patung-patung dan berhala yang tidak dapat mencipta dan memilih sedikitpun. Kemudian Allah Ta’ala berfirman: ”Dan Rabbmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan,” Dia mengetahui apa yang terukir di dalam hati dan apa yang terlintas di dalam sanubari, sebagaimana Dia mengetahui apa yang ditampakkan dengan dzhahir (kasat mata) seluruh makhluk-Nya.

Firman-Nya: ”Dan Dialah Allah, idak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia,” Dialah yang Mahaesa dalam Uluhiyyah, maka tidak ada yang berhak diibadahi selain-Nya, sebagaimana tidak ada Ilah yang mencipta dan memilih apa yang dikehendaki-Nya selain Dia. ”Bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat” tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya karena keperkasaan, kemenangan, kebijaksanaan, dan Rahmat-Nya. ”Dan bagia-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan,” yaitu kalian seluruhnya pada hari Kiamat. Lalu setiap pelaku akan dibalas sesuai amalnya, baik dan buruk, dan tidak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah dari mereka dalam seluruh amal.